Cerita Mesum Bergairah Dengan Tante Manda
Cerita Mesum Bergairah Dengan Tante Manda ini menjadi sebuah cerita yang ingin saya bagikan kepada anda semuanya. Pada suatu hari aku disuruh sama tante untuk menjaga rumahnya karena suaminya pergi keluar kota selama seminggu, nama tanteku adalaha tante Manda dia cantik dan seksi walaupun sudah memiliki anak 2 yang sekolahnya sudah SMA dan SMP.
Jam alarm di kamarku berbunyi untuk segera bangun dan menepati janji tante Manda, aku terburu buru dan langsung tancap ke rumah tante, anak tante cantik juga sama kayak mamanya yang sekolah SMA namanya Diva dan yang SMP namanya Ela.
Waktu maen kerumah tante aku serasa meilhat 3 bidadari bidadari yang cantik mereka bertiga kebanyakan kalau dirumah selalu memakai pakaian yang seksi dan tranparan , dan disini aku akan bercerita kisahku bersama tante Manda waktu ditinggal suaminya keluar kota.
Cerita Mesum Bergairah Dengan Tante Manda
Hari Senin pagi, aku memacu motorku ke rumah tante Manda. Setelah perjalanan 15 menit, aku sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras rumah. Sepertinya Diva dan Ela masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Manda belum berangkat kerja
“Met pagi semua” aku ucapkan sapaan seperti biasanya.
“Pagi, Mas Arman. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Ela membalas sapaanku.
“Iya nih kesiangan” aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.
“Man, kamu antar Diva dan Ela ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku.
“OK Tante” jawabku singkat.“Ayo duo cewek paling manja sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil. Iya lho, Diva dan Ela memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.
“Daah.. Mas Arman, nanti pulangnya dijemput ya.”
Lalu Diva menghilang dibalik pagar sekolahan.Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Manda.
Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Manda masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku.
Setelah menaruh piring di dapur. aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci.
Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Manda tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya.
Ternyata tante Manda sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan.
Terdengar suara desahan lirih,
“Hmm, ohh, arhh”.
Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Manda ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya.
aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Manda, membuatku tergila-gila. aku jadi membayangkan tante Manda berhubungan badan denganku.
“Lho Man, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.”
Tiba-tiba suara tante Manda mengagetkan aku.
“Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Manda sambil masuk kamar.
aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan.
Setelah tante Manda berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.
“Hmm.. geli ah” aku terbangun dan terkejut, karena tante Manda sudah berbaring di sebelahku sambil tangannya memegang Penis dari luar sarung.
“Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Penis menegang 90%.
“Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.
“Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Penis mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya.
“Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Arman tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.
“Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.“Iya, tadi Arman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah.
Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya.
Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku.
aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Penis di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. aku jadi salah tingkah.
“aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.
“Emm.., nggak kok tante. Maafin Arman ya.” aku semakin salah tingkah.“Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.
“Maksud Arman, nggak salahkan kalau Arman pingin pegang ini..!”
Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.
Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.
“Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Man.” tante Manda merengek perlahan.
“Hmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.
Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab.
Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Manda. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab.
Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.
“Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Penis yang belum pernah dilihatnya.
“Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku.
Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.
“Wah, rupanya tante punya Penis lain yang lebih gedhe.”
Gila tante Manda ini, padahal Penis-ku belum besar maksimal karena terhalang CD.
Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku.
Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Penis yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.
“Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.
“Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.
“Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.
Tante masih terkesima dengan Penis-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.
“Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Penis ku.” aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.
“Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Penis.
Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Penis
“Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau.
Lalu aku tarik kepala tante Manda sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi.
Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Manda. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu.
Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.
“Ayo Man, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya.
“OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.
“Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
“Hh.. mm.. enak Man, terus Man.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.
Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Manda.
“Ahh..Man..shh..Manr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras.
“Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.
Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.
“Hmm..kamu pintar Man. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.
“Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Penis ku sendiri.
“Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Penis ku masih berdiri tegak dan belum puas.
Dipegangnya Penis ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Penis.
Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok.
“Man, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari penisku.
Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Manda, lalu turun dari tempat tidur. aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha.
Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan.
Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. aku berdiri sambil memegang kedua pahanya.
Aku gesek-gesekkan ujung Penis ke vagina tante dari atas ke bawah dengan pelan. PErlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.
“Tante siap ya, aku mau masukin Penis” aku memberi peringatan ke tante.
“Cepetan Man, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Penis.
Dengan pelan aku dorong Penis ke arah dalam vagina tante Manda, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Penis sekarang sudah tertancap di vagina tante Manda.
Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.
“Man, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.
“Ahh.. shh mm, tante ini cara Arman agar tante juga merasa enak” aku membalas omongan tante.
Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Penis ke dalam vagina tante.
“Ahh..” kami berdua melenguh.
Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan.
vagina tante Manda ini masih kencang, pada saat aku menarik Penis bibir vaginanya ikut tertarik.
“Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Manda semakin menambah rangsangan.Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras
“Ahh.. Man tante nyampai lagi”
Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. aku kecup kedua payudaranya. dengan Penis masih menancap dan dijepit vagina tante Manda yang berkedut dengan keras.
Dengan posisi memangku tante Manda, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Penis.
“Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante.
“Di dalam aja Man, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.
Urutan vagina Tante Manda yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.
“Arghh.. tante aku nyampai”.
“aku juga Man.. ahh” tante juga meracau.
Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.
“Man, kamu hebat.” puji tante Manda.“Tante juga, vagina tante rapat sekali” aku balas memujinya.“Man, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.
“Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya.
“Gak apa-apa Man, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang”
Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku.
Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi.