Cerita Sex Dengan Dosen di Kampus
Cerita Sex Dengan Dosen di Kampus – Kisahku cerita mesum di kampus ini terjadi beberapa bulan yg lalu, saat itu aku masih di semester 3 masa-masanya saat UAN, dan seperti itulah masa-masa yg mendebarkan dimana bisa ikut ujian atau tidaknya, sebab aku sering kelebihan absen, administrasi belum lengkap, dan semua pemberitahuan tertera di papan pengumuman.
Hari itu diriku dibuat shock dengan tercantumnya namaku di daftar papan. Diriku sangat bingung yg sudah tertulis absenku sebanyak empat kali, melebihi batas maksimum tiga kali. Aku juga sempat berfikir apakah diriku salah menghitung, padahal di agendaku selalu tercatat dengan jelas diriku hanya tiga kali absen di mata kuliah tersebut.
Akupun coba komplain masalah ini dengan dosen yang bersangkutan yaitu Pak Jono, seorang dosen yang cukup senior di kampusku, beliau berumur pertengahan 37 tahunan.
Cerita Sex Dengan Dosen di Kampus
Dibimbing olehnya memang enak dan mudah mengerti namun beliau agak cunihin, karena suka cari-cari kesempatan untuk mencolek atau bercanda dengan mahasiswi yang cantik pada jam kuliahnya termasuk juga diriku pernah menjadi korban kecunihinannya.
Karena sudah senior dan menjabat kepala jurusan, beliau diberi ruangan seluas 7×7 meter bersama dengan Bu Hera yang juga dosen senior merangkap wakil kepala jurusan.
Kuketuk pintunya yang terbuka setelah seorang mahasiswa yang sedang bicara padanya pamitan.
“Siang Pak…!” sapaku dibarengi senyuman
“Ada perlu apa…?”
“Ini Pak… aku mau tanya tentang absen, kok bisa jadi 4x ya, padahal dicatatanku cuma 3x saja” demikian kujelaskan panjang lebar dan beliau mengangguk-anggukkan kepala.
Beberapa menit beliau meninggalkanku untuk ke TU melihat daftar absen, lalu kembali lagi dengan membawa map absen di tangannya.
Ternyata setelah usut punya usut, diriku tertinggal satu jadwal kuliah tambahan dan cerobohnya diriku juga lupa mencatatnya di agendaku. Dengan memohon belas kasih diriku memelas padanya supaya ada keringanan.
“Aduuhh… tolong dong pak, soalnya gak ada yang memberitahu aku tentang yang jadwal tambahan itu, jadi aku gak salah dong pak”
“Tapi kan Monica, kamu harusnya tau kalau absen yang tiga sebelumnya anda bolos bukan karena sakit atau apa kan, seharusnya untuk berjaga-jaga anda tidak absen sebanyak itu dong”
Beberapa saat diriku tawar menawar denganya namun ujung-ujungnya tetap harga mati, yaitu diriku tetap tidak boleh ujian dengan kata lain diriku tidak lulus di mata kuliah tersebut.
Kata-kata terakhirnya sebelum diriku pamit hanyalah “Ya udah lah Monica, sebaiknya kamu ambil hikmahnya dari kejadian ini supaya lebih rajin di kemudian hari” sambil meletakkan tangannya di bahuku.
Dengan lemas diriku melangkah keluar, dari situ hampir saja aku bertabrakan dengan Bu Hera yang menuju ke ruangan itu.
Dalam perjalanan pulang, dimobil pun pikiranku masih kusut. Karena udah susah-susah belajar dan mengerjakan tugas mata kuliah ini, Tapi semuanya jadi sia-sia karena ceroboh absesn sedikit, yang ada sekarang hanyalah jengkel dan sesal.
Sambil tiduran diriku memindah-mindahkan chanel parabola, di tengah malam itu aku asik menonton film jepang yang campur semi hot.
Terlintas di pikiranku sebuah cara gila, Yang akan memanfaatkan sifat cunihinnya pak Jono itu untuk menggodanya. Cuma cara ini cukup besar taruhannya kalau tidak kena malah diriku yang jadi malu, tapi biarlah tidak ada salahnya mencoba, gagal ya gagal” begitu pikirku.
Sejak terpikir hal itu, Aku segera memikirkan rencana untuk menggodanya dan menetapkan waktunya, yaitu sore sekitar jam 5, biasanya jam segitu kampus mulai sepi dan dosen-dosen lain udah pulang.
Aku cuma berharap saat itu Bu Hera sudah pulang, kalau tidak rencana ini bisa tertunda atau mungkin gagal.
Keesokan harinya aku mulai menjalankan rencanaku dengan jantung berdebar-debar. Aku juga sengaja memakai pakaian tanktop yang seksi dan rok mini di atas lutut. Lebih gilanya lagi aku sengaja tidak memakai bra maupun cangcut.
Tegang juga sih rasanya, soalnya aku baru pertama kali keluar rumah tanpa pakaian dalam seperti ini, terlebih hembusan AC di mobil semakin membuat tubuhku menjadi dingin, seperti di glitik kemaluanku yang tidak tertutup apa-apa.
Karena agak macet, aku tiba di kampus agak telat sedikit, kuharap Pak Jono masih di kantornya.
Akhirnya akupun sampai ke ruang beliau. Jantungku berdetak lebih kencang saat kuketuk pintunya.
“Took… Tookk… Toookk… Pak jono” ucapku
“Masuk…!” sahut dari dalam menyahut
“Maaf pak kalau aku ganggu…!” ucapku
“Oh, kamu yang kemarin, ada apa nih ?” balas pak Jono
“Itu Pak, mau membicarakan masalah yang kemarin lagi sih, apa masih ada keringanan buat aku gak pak…?” tanyaku
“Waduuh… kan bapak udah bilang dari kemarin tetap tidak bisa, disini aturannya memang begitu”
“Jadi udah tidak ada tawar-menawar lagi ya Pak…?”
“Maaf Moni, bapak tidak bisa membantumu dalam hal ini ya”
“Begini saja Pak,aku punya penawaran terakhir untuk bapak. Aku harap bisa menebus absen aku yang satu itu, bagaimana Pak…?”
“Hmmm… Penawaran seperti apa…?” katanya dengan agak jengkel karena diriku terus ngotot.
Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung menutup pintu dan menguncinya, lalu berjalan lagi ke arah pak Jono dan langsung duduk diatas meja tempat dia bekerja.
Tingkahku yang nekad ini membuatnya jadi salah tingkah.
Selagi Pak Jono terbengong-bengong, ku pegang tangannya dan kuletakkan di paha mulusku.
“Ayolah Pak, aku percaya bapak pasti bisa nolongin aku, hanya ini penawaran terakhirku pak, masa bapak gak tertarik dengan yang satu ini” godaku sambil merundukkan badan ke arahnya sehingga belahan tokedku yang agak rendah di lihatnya.
“Hmmm… kamu sadarkan Moni” katanya terpatah-patah karena gugup.
Lalu mulutku mendekati telinganya dan berbisik pelan-pelan.
“Sudah lah Pak, ngak usah pura-pura lagi, nikmati saja selagi aku bisa tebus dengan cara ini” Dia semakin melotot tanpa mengedipkan matanya ketika diriku mulai melepaskan kancing bajuku satu-persatu di hadapan wajahnya.
Tanpa melepas pandangannya padaku, tangannya yang tadinya cuma memegang pahaku sekarang mulai merambat naik ke bagian sensitifku.
Hmmm… Aarrrgghhhh…!!! desahku ketika tangannya memuir puting susuku.
“Dada kamu bagus juga yah Moni, ketat dan montok lagi” pujinya sebelum dia mendekatkan mulutnya ke arah tokedku, sebuah jilatan menyapu telak putingku yg disusul dengan gigitan ringan menyebabkan putingku menjadi keras dan tubuhku bergetar.
Sementara tangannya yang lain merambah lebih jauh ke daalm rokku hingga akhirnya menyentuh bibir vaginaku. Dia berhenti sejenak ketika jari-jarinya menyentuh kemaluanku yang tidak tertutup apa-apa
“Ya ampun Monica, kamu ngak pakai dalaman ya…!?” tanyanya terheran-heran
“Iya benar pak, ini khusus untuk bapak aja sih, makanya bapak harus tolong aku ya”
“Oke… Oke…” jawabnya singkat
Tiba-tiba dengan nafsu membara Pak Jono bentangkan lebar-lebar kedua pahaku di atas meja itu dan menjatuhkan wajahnya ke dalam pahaku.
Sungguh ngak pernah terbayang olehku diriku, duduk diatas meja mengangkangkan kaki di hadapan dosen yang binal ini.
Kemudian lidah Pak Jono mulai menjilati bibir kemaluanku dengan rakusnya. Lidahnya ditekan memasuki ke dalam kemaluanku dengan satu jarinya mempermainkan klitorisku, tetapi tangannya yang lainnya dijulurkan ke atas meremasi payudaraku.
“Uhhh… Arrrgghhhhh…!” diriku benar-benar menikmatinya, membuat mataku terpejam. Tubuhku juga bergetar kencang oleh sensasi permainan lidah pak Jono.
Lidah itu bergerak semakin liar menyapu dinding-dinding kemaluanku, yang paling enak adalah ketika ujung lidahnya beradu dengan klitorisku. Aduhh… rasanya geli seperti mau ngompol.
Ketika itu juga butir-butir keringat mulai keluar seperti embun pada sekujur tubuhku. Setelah membuat memekku basah kuyup. Pak Jono berdiri dan melepaskan celananya sehingga ‘burungnya’ yang dari tadi sudah sesak dalam sangkar, Kini berdiri lurus dengan tegak.
Digenggamnya benda itu dan dibawanya mendekati lubang memekku “Bapak masukin sekarang aja yah Moni, udah gak sabar nih…”
Eiittss… Bentar…. Bentar Pak, bapak kan belum ngerasain sepongan dari aku nih, dijamin bakal ketagihan deh” kataku sambil meraih kontolnya dan segera jongkok di hadapannya.
Penis itu terasa besar sekali, bahkan lebih besar dari genggaman tanganku ketika aku pegang. Tetapi dalam genggamanku itu kujilat perlahan-lahan disertai sedikit kocokan santai.
Benda itu langsung tambah panjang dan keras banget diiringi desahan pemiliknya setiap kali lidahku menyapunya kepala penisnya.
Aarrgghhh… Mantapp…!!! komentar pak Jono
Hhmm… Saking panjangnya, hampir sedikit lagi seluruh penisnya mentok di tenggorokanku. Boleh jg nih penisnya” pikirku dalam hati.
Walaupun tidak seperkasa orang-orang yang udah pernah ML denganku, miliknya cukup keren juga dan dihiasi sedikit urat-urat yang besar.
Dalam mulutku penis itu kukulum dan kuhisap, kugerakkan lidahku memutar mengitari kepala penisnya. Sesekali diriku melirik ke atas melihat ekspresi wajah beliau menikmati seponganku.
Berdasarkan pengalaman, sudah banyak cowok kelabakan dengan oral sexku ini, mereka biasa mengerang-ngerang gak karuan bila lidahku sudah beraksi pada kemaluan mereka, Pak Jono pun termasuk diantaranya. Beliau mengelus-elus rambutku dan mengelap dahinya yang udah bercucuran keringat dengan rok miniku.
Setelah beberapa menit, aku merasa bosan juga mengulum penis itu yang terlalu besar bagiku.
“Pak… main langsung aja ya” ajakku
“Ya udah, terlentang lagi sana…” balas pak Jono sambil mengangkangkan pahaku sambil memegang kemaluanku yang tidak ada bulunya sama sekali, sehingga dia masih bisa melihat bibir memekku yang masih berwarna merah jambu.
Pintarnya pak Jono, dia tidak terburu-buru menusuk tubuhku, akan tetap dia elus-elus kepala penisnya di bagian bibir memekku.
Gimana enak gak…? ini besar lho Monica… Ntar kamu kesakitan gak…? tanya nya yang mencoba meyakinkan aku
Ngak kok pak, aku pasti kuat kok” balasku mencoba menantangnya.
Setelah itu pak Jono mulai mendorong perlahan-lahan penisnya ke dalam memekku, “Bleesss” dan akupun menjerit kencang
“Aarrgghhh… Uuuuhh…” desahku
Aku hanya bisa pasrah menanti tusukan lagi dari Pak Jono yang dia sudah mulai menarik kembali patang penisnya. Begitu di tusukknya lagi…” Aaahhhhh… Hmmmmm…” desahku terdengar lagi di ruangan itu
Tapi lama kelamaan bibir vaginaku mulai melebar yang menyesuaikan ukuran penis pak Jono. Yang pada akhirnya penis itu tidak ada rasa terlalu besar sekali.
Kocokan pak Jonopun mulai cepat yang antara kulit pahaku dan kulit pahanya beradu sehingga memunculkan suara.” Plok…. Plok…. Plok….”
Aku tidak bisa menahan desahan ini, setiap kali dia menggenjotku. Tapi diriku juga harus menjaga volume suara agar tidak terdengar sampai keluar, untuk itu kadang aku harus menggigit bibir atau jariku.
Dari gerakannya, Tubuhku terlonjak-lonjak sehingga payudaraku semakin membusung ke arah wajahnya. Kesempatan ini tidak disia-siakan beliau yang langsung melumat dengan mulutnya sambil terus befokus bergerak pinggulnya.
Beberapa menit kemudian tubuhku mulai merasakan getaran-getaran kecil yang aku tau tanda ini sebagai aku akan mencapai orgasme. Diriku hanya bisa mengambil nafas sebentar karena beliau yang masih bertenaga melanjutkan ronde berikutnya.
Tubuhku dibalikkan diatas meja dan kakiku di buat berdiri. otomatis posisi ini mengajakku untuk bermain doggy style.
Sambil meremas pantatku, Pak Jono menusuk lagi menggunakan penisnya ke lubang memekku.
“Uuuuhh… Aarrggghhhh…!” desahku saat penis yang keras itu membelah bibir kemaluanku.
Dlm posisi seperti ini sodokannya terasa semakin keras dan mendalam, badanku pun ikut tergoncang hebat, payudaraku serasa tertekan dan bergesekan di atas meja kerjanya.
Pak Jono menggenjotku semakin cepat, desahan nafasnya bercampur dengan desahan nafasku di ruangan ini. Sebisa mungkin diriku menjaga suara agar tidak terlalu keras, tapi tetap saja sesekali diriku menjerit kalau sodokannya terlalu keras.
Mulutku mengap-mengap menahan hentakannya dari arah belakang, dan mataku terpejam-pejam di buatnya.
Tetapi beberapa menit kemudian, Pak Jono mencabut penisnya dari belahan memekku, Awalnya aku merasa bingung, ternyata dia sudah mencapai orgasme di belahan pantatku.
“Crooot… Crooot… Crooot…” semprotan itu membasahi seluruh bokongku yang padat dan berisi.
“Aduuh… Mantap Monica, terasa sempit banget rasanya” komentar dari Pak jono tentang vaginaku.
Aku pun membalas” iya dong pak, aku kan tiap minggu selalu perawatan kewanitaan di klinik, tapi jangan lupa ya pak, absenku dan nilaiku di tambah sedikit hehehe…”
Setelah merasa puas kami kembali memakai pakaian masing-masing. Pak Jono memuji permainanku dan berjanji berusaha membantuku mencari pemecahan masalah ini. Disuruhnya diriku besok datang lagi pada jam yang sama untuk mendengar keputusannya.
Ternyata ketika besoknya diriku datang lagi keputusannya masih belum kuterima, malahan diriku kembali digarapnya. Rupanya Pak Jono masih belum puas dengan pelayananku. Dan besok lusanya lah nilai dan absenku di perbaikinya.
Sial nya diriku di ajak ngewe dua kali” ucapku dalam hati, Namun perjuanganku tidaklah sia-sia.
Setelah itu aku tidak pernah lagi mau melayani nafsu pak Jono di kampus ataupun ajakannya di hotel, atau juga di iming-imingi oleh uang yang banyak.