Cerita Dewasa Bercinta Dengan Janda Binal
Cerita Dewasa Bercinta Dengan Janda Binal – Pada kesempatan ini kami ingin membagikan salah satu kisah asli dari salah satu rekan kami.
Pada hari minggu tepatnya jam 2 kurang pada siang, aku disuruh ibuku pergi untuk membeli buah pisang ditoko buah lagganan ibuku yang jaraknya kurang lebih 2 km dari rumahku. Karena pada hari itu aku tidak ada kegiatan apapun, maka aku pun mau disuruh ibuku. Pergilah aku dengan menggunakan sepeda motor kesayanganku. Hanya dengan waktu 10 menit saja aku sampai.
Sesampainya ditoko buah itu aku pun aku memakirkan motor,
“Siang Buk, saya mau beli pisang buk”, ucapku pada penjual buah itu.
“Oh iya dek, sebentar yah saya rapikan dulu dagangan saya”, ucap ibu itu sembari nungging membelakangiku.
Beberapa saat aku menunggu Ibu itu merapikan dagangan sembari melihat-lihat buah. Ibu itu cukup lama menata daganganya, dia menungging membelakangiku tanpa ada rasa risi sedikitpun. Karena terlalu lama maka aku pun mencoba melihat kearah ibu penjual itu. Ketika aku melihat penjual buah itu, Wow tidak kusangka celananya sedikit melorot sehingga terlihat celana dalam dan belahan pantatnya.
Baca juga: Cerita Sex Pacarku Binal Sekali
“Gila nih Ibu-ibu mulus banget pantatnya. Belahan pantatnya aja putih, apalagi bagian dalamnya nih”, ucapku dalam hati.
Seketika itu pikiranku pun menjadi mesum. Aku pandangi terus menerus pantat bulatnya yang masih kencang dan semok itu. Jika dilihat dari pandanganku, aku memperkirakan celana dalam yang dia kenakan saat itu model celana dalam bawah pinggang.
Saat itu aku belum melihat mukanya sekali pun, nampak tubuh ibu-ibu penjual buah itu terawat sekali, aku berpendapat seperti itu karena aku melihat dari belahan pantatnya. Dengan cueknya Ibu penjual itu menata dagangan buahnya. Pantatnya terus bergoyang kekanan dan kekiri sembari menata buahnya.
Walaupun dia hanya penjual buah namun benar-benar terawat sekali tubuhnya. Nampak tubuhnya putih mulus dan masih kencang sekali, pokoknya nggak kalah deh kalau sama gadis-gadis jaman sekarang. pikiranku terus memicu nafsuku, sehingga pada siang yang panas itu membuat tubuhku serasa terbakar oleh gairah seks ku.
Penisku perlahan mulai bangkit tegak keatas menembus celana dalamku. Aku berfantasi andai saja aku bisa ML dengan Ibu penjual buah itu, pikirku sembari melihat pantat semok itu. Hampir lupa para pembaca, namaku Yusuf umurku 21 tahun dan berstatus sebagai mahasiswa, Lanjut kecerita, Rasa bosan yang biasa orang rasakan ketika menunggu saat itu tidak aku rasakan sama sekali.
“Kalau bisa lebih lama menata buahnya lebih baik lah, haha”, kataku daram hati.
Aku terus berfantasi jorok tentang penjual buah itu. Siang itu aku tenggelam dalam fantasi sex liarku sembari terus melihat goyangan pantat penjual buah itu. Ketika sedang asik-asiknya berkhayal jorok tiba-tiba saja dia membalikan badannya,
“Dek, jadi mau beli buah apa ?,”, ucapnya bertanya padaku.
Saat itu aku tidak menjawab pertanyaanya karena aku semakin terpukau oleh kecantikan dan montoknya payudara penjual buah itu ketika membalikan badan,
“Dek… Adek… Adek lihatin apa sih kok bengong gitu ? Adek jadi beli buahnya nggak ?”, ucapnya lagi padaku.
Seketika itu aku pun tersadar karena kaget,
“I.. iya Buk kenapa, maaf tadi tidak dengar saya”, ucapku dengan wajah kebingungan.
“Haha… Dasar anak muda sekarang, Hemmmm… Pasti dari tadi kamu lihatin Ibu kan ?”, ucapnya langsung to the point padaku.
“Engg… Engg… enggak kok Buk, siapa juga yang lihatin Ibu, orang dari tadi aku lihatin buah yang segar-segar ini, Huwww…”, ucapku mengelak dengan wajah yang memerah.
“Hemmmmm… buah segar apa buah dada Ibu yang kamu lihat”, ucapnya frontal sekali.
“Gila nih ibu-ibu cantik, ini dia sengaja mancing nafsu aku, apa emang dia sengaja iseng menggoda saja”, pikirku.
Dengan penuh pertimbangan, pada akhirnya aku pun terus terang, yah.. iseng-iseng berhadiahlah. Saat itu aku sejenak diam karena kaget. Aku tidak menyangka ibu penjual buah itu senekat itu,
“Ayo pegang aja sesuka kamu, lagian tante juga belum ada yang punya kok, tante janda tapi belum mempunyai anak, jadinya ya gini deh badan tante masih mulus dan semok seperti ini”, ucapnya genit.
“Wah… pantas aja, tadi aku berkata dalam hati, Kok bisa yah wanita seusia tante tubuhnya masih kencang, singset dan bohay, hehe..”, ucapku mulai berani.
Saat aku puji seperti itu Tante Rini nampak berbinar-binar sekali wajahnya, nampaknya dia suka sekali dengan pujianku itu. Tanpa berkata sepatah kata pun dia tiba-tiba saja menuju kearah pintu toko dan meletakan kertas karton yang bertuliskan “TUTUP”.
“Loh kok tante malah kasih tulisan tutup sih, kan aku mau beli pisang tante”, tanyaku.
“Sudahh nanti saja beli pisangnya ya dek”, ujar tantenya.
Tanpa banyak bicara lagi dia pun langsung menarik tanganku menuju kearah gudang kecil tempat penyimpanan kotak buah yang ukuranya kurang lebih berukuran 2×2 meter.
“Kamu gemas kan sama tante ? kamu juga pingin kan ML sama tante ? ayo puasin tante”. ucapnya lalu memeluk dan menciumku.
“Eummmmm… Euhhhhh… Eummmm”, lenguhan tante Rini mencium bibirku dengan nafas yang memburu.
Karena sedari tadi aku sudah bernafsu sekali, maka aku pun segera meladeni permintaan mesum itu. Aku membalas ciuman tante Rini dengan penuh gairah. Aku ciumi bibirnya dengan gemas sembari aku meremas pantat dan payudaranya yang montok itu,
“Sssshhhh…Euhhhhhh… Sssshhhh…”, desah tante Rini.
Dia mendesah disela kami berciuman karena merasa nikmat akibat aku remas pantat dan payudaranya. Mendengar desahan itu aku pun semakin bernafsu saja, aku semakin ganas menciumi bibirnya dan remasanku pada payudara serta pantatnya pun semakin kerasa saja,
“Sssssshhhh… Uhhhhhhhh… enak Dek, Ouhhhhh… terus remas susu tante Dek… Ahhhhhh…”, ucapnya penuh nafsu birahi.
Aku yang sudah sangat bernafsu tidak menjawab sedikitpun, saat itu yang aku lakukan hanyalah memberikan rangsangan sex pada tante Rini. Mulai aku selipkan tanganku dibalik bajunya. Aku lepas tali BH nya sehingga terbebaslah payudara yang montok itu dari BH ketatnya. Wow…. Mantap sekali payudaranya, kenyal dan besar sekali.
Aku remasi dengan gemas payudara tante Rini dengan tangan kananku,
“Uhhhhh… iya Dek remas kayak gitu, plintir-plintir putting tante Dek, Sssshhh.. Ahhhhhh…”, pintanya dengan nafas yang memburu.
Aku mainkan payudaranya dengan tanganku, serasa tanganku terpenuhi oleh payudara tante Rini.
“Mimipi apa aku semalam yah bisa menikmati tubuh penjual buah yang bohay seperti ini”, ucapku dalam hati.
Secara terus menerus aku meremas payudara tante Rini, sesekali aku juga memainkan puttingnya dengan menekan dan memplintir-plintir putting susunya,
“Ahhhhhhhh… Geli sayang, Ouhhhh… terus sayang… Ahhhhh…”, desahnya semakin liar saja.
Saking enaknya secara tidak sadar dia memanggilku sayang, dasar janda jarang dibelai, nafsunya gede banget,mantap cuy. Untuk memberikan rangsangan yang lebih, bibirku yang tadinya melumat bibirnya, saat itu aku alihkan kearah lehernya. Aku tahu wanita jika diciumi lehernya pasti akan semakin bernafsu. Mulailah aku ciumi lehernya sembari terus memainkan putting susunya,
“Ouhhhh… Ssssssshhhh… ka… Kamu hebat sekali sayang.. . Ahhhh… memek tante udah basah nih,Ouhhh…”, ucapnya penuh gairah.
Tante Rini nampak sudah tenggelam oleh gairah yang aku berikan, tanpa aku minta dia mulai membuka kancing celana panjang ketatnya, lalu dia melepaskan celana panjang beserta celana dalamnya. Seketika itu tante Rini pun setengah telanjang. Melihat tante Rini yang seperti itu tangan kiriku yang menganggur langsung aku arahkan pada vaginanya,
“Euhhhhhh… kamu pintar sekali sayang, kamu kayaknya udah pengalaman banget yah, Ouhhhh..”, ucapnya memuji permainan seks ku.
Aku tidak pernah menjawab kata-katanya, yang aku lakukan hanya terus memberikan dia rangsangan. Jadi saat itu aku menciumi leher, meremas payudara, sembari memainkan jari-jariku pada vagina tante Rini. Vaginanya benar-benar sudah basah saat itu, padahal aku baru sebentar memainkan vaginanya. Aku tekan dan aku putar-putar itil tante Rini dengan jariku,
“Ouhhhh… tante nggak tahan sayang, terus sayang, memek tante basah banget sayang… Ouhhhh… Ssssshhhh… Ahhhh…”, racauan terus keluar dari bibirnya.
Sekitar 20 menit aku memberikan rangsangan pada tante Rini sampai memeknya basah kuyup dengan lendir kenikmatannya. Merasa sudah cukup untuk melakukan pemanasan aku pun menghentikan rangsanganku pada tante Rini,
“Lohhh… kok berhenti sih sayang, lagi enak-enaknya nih tante, ” ucapnya memelas dengan raut wajah kecewa.
“Akukan juga pingin enak tante, masak tante terus sih yang enak, udah yuk kita ngentot, kontol aku udah nggak tahan nih pingin ngerasain memek tembem tante”, ucapku sembari melepas kancing celanaku.
Saat itu aku lepaskan celana dan celana dalamku. Aku perosotkan celanaku hingga mata kakiku,
“Oh iya yah, habis tante tadi lagi enak banget sih”, ucapnya.
Setelah menjawab seperti itu tante Rini segera mengarahkan tubuhnya ketembok lalu dia menungging membelaknagiku,
“Wow… pantat tante semok banget yah, udah gitu memeknya bersih lagi, plakkkkkk”, ucapku kagum sembari menepuk pantatnya sekali.
“Aow… nakal deh kamu, ayo sayang buruan masukin kontol kamu”, pintanya.
“Iya tante semok”, jawabku singkat.
Sebelum aku memasukan penisku, sebelumnya aku basahi penisku dengan ludahku. Untung saja sebelum ketoko buah aku sudah mandi dan gosok gigi, jadi ludahku fresh deh. Setelah basah penisku dengan air ludah, aku pun mulai mengarahkan penisku pada vaginanya dari belakang,
“Ouhhhhhhh…”, desahku.
Aku tidak langsung memasukan penisku, aku gesek-gesekan dulu penisku pada vaginya yang sudah basah itu,
“Sssssshhhh… Ouhhhh… ayo sayang masukan, tante udah nggak kuat nih”.
“Sabar tante sayang, bentar lagi yah”, ucapku.
Sengaja saat itu aku membuat tante Rini semakin bernafsu. Sekitar 5 menit aku gesekan penisku pada vaginanya, aku yang sudah tidak tahan lagi kemudian aku benamkanlah penisku,
“Blessssss… Ahhhhhhhhh…”, desahku disela masuknya penisku dalam vagina tante Rini.
“Ouhhhh… enakkkkkkk sayang… Ahhhhhh…”, ucap tante Rini penuh kebahagiaan.
Mulailah aku genjot vagina tante Rini maju mundur dengan penisku, suara kecipak kecipuk terdengar dari persenggamaan kami siang itu. Vagina tante Rini semakin basah saja ketika aku sodok dengan penisku dari belakang.
“Ssssshhh… memek tante benar-benar seperti gadis, Ouhhh… sempit dan kuat cengkramannya, Ahhhh…”, ucapku sembari terus menyodoknya.
“Ahhhh.. Ahhhh… Iya sayang, makasih sayang pujiannya, Ouhhhh…”, jawabnya sembari mendesah.
Aku terus menghujam memek tante Rini dengan penisku yang panjang dan lumayan besar. Untung saja penisku panjang, kalau tidak panjang tidak akan bisa aku menyodok memek tante Rini dari belakang. Perlu diketahui, pantat tante Rini bulat dan besar sekali. Saat itu desahan kami saling bersahut-sahutan didalam gudang buah itu,
“Plakkkkk… Plakkkk… Plakkkkk…”, suara hentakkan kulit tubuh kami menggema didalam ruangan 2×2 meter itu.
Terus aku genjot vagina tante Rini tanpa henti, tidak terasa sudah cukup lama kami bercinta didalam gudang itu. Memek tante Rini semakin basah, dan nafsuku juga semakin membara saja. Disela percintaan kami tiba-tiba saja tante Rini,
“Ahhhhhh… Tante keluar sayang… Ahhhhhhh…”.
Tante Rini mendesah panjang diiringi dengan mengejangnya tubuhnya serta vaginanya mencengkram kuat penisku,
“Ouhhhh… enak tante… terus jepit kontol aku tante… Ahhhhh…”, ucapku nikmat sembari terus meyodok memeknya.
Benar-benar kuat cengkraman vagina tante Rini, rasanya penisku ngilu-ngilu nikmat ketika digerakan maju-mundur kedalam memeknya saat itu. Selain itu penisku juga terasa hangat karena tersiram lendir orgasmenya.
“Iya sayangg… Ouhhhh.. terus sodok sayang jangan berhenti… Ahhhhh”, ucapnya penuh nafsu.
Tanpa henti aku menggenjot vagina tante Rini dengan penuh birahi. Nafsuku semakin memuncak saja siang itu. Rasanya aku tidak kuat lagi menahan spermaku yang serasa akan meledak dari dalam penisku,
“Euhhhh… Tanteeee…. aku mau keluar, keluarin dimana ini, Ahhhh…”, ucapku.
“Dalam aja sayang, udah lama memek tante nggak tersiram air mani laki-laki, Ahhhh…”, ucapnya sembari merem melek.
“Ahhhh.. nanti kalau hamil gimana tante ? Ouhhhh… Ssssshhhh”, tanyaku.
“Udah tenang, tante KB kok, ayo sayang cepet keluarin, tante udah nggak kuat, udah lemes rasanya lutut tante, Ahhhhh..”, ucapnya penuh gairah.
Mendengar itu aku pun semakin tidak kuat. Mengetahui jika tante Rini KB aku pun tidak ragu lagi untuk mengeluarkan spermaku didalam memeknya. Aku picu penisku dengan cepatnya keluar masuk dari vagina tante Rini,
“Ahhhh… Ahhhh… ya sayang, enak sayang, sodok seperti itu terus, Ahhhh..”, desahnya semakin liar saja.
Tidak lama setelah itu, pada akhirnya,
“Ahhhhh… Croootttttt…. Crooootttttt…. Crooottttttt…. Crooottttttt….”.
“Aku keluar tante… Ahhhhhhh..”, ucapku puas mendapatkan orgasmeku.
“Iya sayang… Ahhhh… hangatnya… Ouhhhhhhhhh…”, ucapnya nampak puas diiringi tersemburnya liang senggamannya oleh spermaku.
Spermaku benar-benar banyak sekali rasanya saat itu. Spermaku menembak sampai 6 kali pada hubungan sex siang hari itu didalam memek tante Rini. Sesaat aku biarkan penisku tertanam didalam vagina tante Rini. Sesekali aku kendor kencangkan otot penisku yang masih tertanam didalam vagina tante Rini. Sebaliknya, tante Rini juga melakukan hal itu dengan memeknya.
Sperma yang keluar didalam memek tante Rini tertumpa keluar dari memek tante Rini hingga berjatuhan kelantai. Orgasme yang sangat nikmat pada siang hari itu. Kami sama-sama mendapat kepuasan sex dalam percintaan kami. Setelah sejenak menghela nafas, aku teringat jika aku disuruh ibuku membeli pisang. Segera aku cabut penisku dan berkata,
“Tante, aku lupa, tadikan aku disuruh Ibuku beli pisang, udah yuk tante kita keluar dari sini”, ucapku.
“Hahhaa… Iya sayang, yaudah ini bersihkan dulu kontol kamu pakai celana dalem tante, nanti gantian aja bersihinnya”, ucapnya memberikan celana dalam.
Kemudian aku pun segera membersihkan penisku dengan celana dalam tante Rini, setelah aku bersih tante Rini pun bergantian membersihkan vaginaya dengan celana dalamnya. Tante Rini tidak kuatir dengan celana dalamnya jika harus digunakan sebagai lap. Kan kios itu rumah singgah tante Rini juga, jadi di kios buah itu ada cadangan pakaian dan daleman tante Rini.
Setelah kami bersih, aku pun mengenakan celanaku lagi demikian pula tante Rini. Tante Rini pun keluar bersamaku dari gudang buah itu tanpa memakai celana dalam. Coba aja aku tidak disuruh ibu, pasti siang itu aku minta tambah deh sama tante Rini. Setelah keluar dari ruangan itu tante Rini pun memberikanku pisang ambon 2 sisir secara gratis.
“Nih buat kamu pisangnya nggak usah bayar, soalnya tadi kamu udah kasih tante pisang ambon kamu, hhaaaaa…”, ucapnya menggodaku sembari memberikan pisang ambon kepadaku.
“Hahhaa… tante bisa aja deh, nanti kalau kangen pisang ambon Yusuf telfon Yusuf ya tante”, ucapku menggodanya.
Sebelum aku pulang aku sempatkan bertukar nomor telepon dengan tante Rini dengan harapan tante Rini kangen dengan pisang ambonku(kontolku). Setelah itu aku pun segera pulang karena sudah ditunggu ibu.
Jangan lupa untuk membagikan cerita sex dari situs ini dan kembangkan agar mimin rajin mengupdate cerita! Terima kasih salam croott~